SEJARAH
KEBUDAYAAN ISLAM MASA
KERAJAAN
SAFAWI DI PERSIA DAN MUGHAL DI INDIA
Dosen Pengampu :
Arifin.S.Ag M.Ag
Disusun oleh :
Ahmad Putra W (123 111 013)
Akbar Solikhin (123 111 020)
PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN BAHASA
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2013
- PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Harun Nasution membagi sejarah Islam
menjadi tiga periode, yaitu periode klasik, periode pertengahan, dan periode
modern Cikal bakal kekuasaan Islam di India bermula pada periode klasik yaitu
pada masa Bani Umayyah dibawah kekuasaan khalifah Walid bin Abdul Malik, yaitu
pada periode 705-715 M.
Pada
periode pertengahan, muncul tiga kerajaan besar, yakni kerajaan Usmani di
turki, kerajaan Shafawi di Persia dan kerajaan Mughal di India. Kerajaan Mughal
merupakan kerajaan termuda dari ketiga kerajaan tersebut, berdiri seperempat
abad setelah berdirinya kerajaan Shafawi di Persia.[1]
Kerajaan Mughal membawa keharuman terhadap sejarah umat Islam, dimana pada saat
itu segenap dunia Islam mengalami kemunduran. Kerajaan Mughal sempat membuat
bangsa lain tercengang, umat lain menjadi segan karena kegagahan dan kegigihannya.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana asal usul dinasti Safawi dan
Mughal?
b. Siapa pemimpin yang pernah berkuasa pada
masa dinasti Safawi dan Mughal?
c. Pada masa kepemimpinan siapa dinasti
Safawi dan Mughal mengalami
kemajuan?
d. Faktor apa saja yang membuat dinasti
Safawi dan Mughal mengalami kemunduran?
3. Tujuan Pembahasan
a. Menjelaskan asal usul dinasti Safawi dan
Mughal.
b. Menjelaskan pemimpin yang pernah
berkuasa pada masa dinasti Safawi dan Mughal.
c. Menjelaskan kemajuan dinasti Safawi dan
Mughal mengalami kemajuan.
d. Menjelaskan faktor kemunduran dinasti
Safawi dan Mughal.
B. PEMBAHASAN
1. DINASTI SAFAWI
A. Asal- usul dan Perkembangan Kerajaan Safawi
Kerajaan Safawi berdiri sejak tahun 1503- 1722M. Kerajaan
ini berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil, sebuah kota di
Azerbajian Tarekat ini di beri nama tarekat
syafawiyah, yang di ambil dari nama pendirinya, Safi Al-Din dan nama
Syafawi terus dipertahankan sampai tarekat ini menjadi gerakan politik. Bahkan,
nama ini terus dilestarikan setelah gerakan ini berhasil mendirikan
kerajaan,safi al-din berasal dari keturunan yang beda dan memilih sufi sebagai
jalan hidupnya.
Ia keturunan dari imam syiah yang ke enam musa
al-kazim.gurunya bernama syaikh taj al-din Ibrahim zahidi yang terenal dengan
sebutan zahid al-gilani.karena tinggi ilmu tasawufnya dan banyak prestasi yang
di raih kemudian ia di jadikan menantu oleh gurunya tersebut, kemudian ia
menggantikan gurunya setelah sepeninggal gurunya dan memimpin tarekat
syafawiah, pada awalnya gerakan ini hanya bertujuan untuk memerangi orang-orang
yang ingkar dan memerangi orang yang ahli bid’ah tarekat yang di pimpin safi
al-din ini sangat berpengaruh besar terhadap ilmu keagamaan kususnya pada
daerah syiria, Persia, Anatolia kemudian safi al-din menempatkan pemimpin di
masing-masing daerah tersebut yang memimpin murid-mutridnya.[2]
Oleh karena itu, untuk tahap selanjutnya gerakan tarekat
Syafawi yang beraliran Syi’ah ini menyatakan aliranya sebagai madzhab negara.
Karena itu, gerakan tarekat ini di anggap sebagai peletak pertama dasar Negara
Iran dewasa ini.
Dapat di pahami bahwa penggagas awal berdirinya Kerajaan
Syafawi adalah Syekh Ishak Safiudddin yang semula hanya sebagai mursyid tarekat
dengan tugas dakwah agar umat Islam secara murni berpegang teguh pada ajaran
agama. Namun, pada tahun selanjutnya setelah memperoleh banyak pengikut fanatik
akhirnya aliran tarekat ini berubah menjadi gerakan politik dan awal memperoleh
kekuasaan secara konkret pada masa Junaid.
Silsilah masa kerajaan
safawi:
(Sebelum terbentuk menjadi
kekusaan kerajaan)
a. Safi
aldin
b. Sadar al
din musa
c. Khawaja
ali
d. Ibrahim
e. Juneid
f. Haidar
g. Ali
(Setelah menjadi sistim kerajaan)
a. Ismail I
b. Tahmasp I
c. Ismail II
d. Muhamad
khudabanda
e. Abbas
I
f. Safi
mirza
g. Abbas II
h. Sulaiman
i.
Husein
j.
Tahmasp II
k. Abbas
III.
B. Kemajuan yang dicapai
Kemajuan yang dicapai kerajaan Safawi tidak hanya
terbatas dibidang politik. Dibidang yang lain, kerajaan ini juga mengalami
banyak kemajuan. Kemajuan- kemajuan itu antara lain adalah sebagai berikut:
a. Bidang
Ekonomi
Stabilitas politik Kerajaan Safawi pada masa Abbas I
ternyata telah memacu perkembangan perekonomian Safawi, lebih- lebih setelah
kepulauan Hurmuz dikuasai dan pelabuhan Gumrun di ubah menjadi Bandar Abbas.
Dengan di kuasainya Bandar ini maka salah satu jalur dagang laut antara Timur
dan Barat yang biasa di perebutkan oleh Belanda, Inggris, dan Perancis
sepenuhnya menjadi pemilik kerajaan Safawi.
Di samping sektor perdagangan, kerajaan Safawi juga
mengalami kemajuan di sektor pertanian terutama di daerah Bulan Sabit Subur (Forlite
Crescent).
b. Bidang
Ilmu Pengetahuan
Dalam sejarah Islam bangsa Persia dikenal sebagai bangsa
yang berperadapan tinggi dan berjasa mengembangakan ilmu pengetahuan. Oleh
karena itu, tidak mengherankan apabila pada masa Kerajaan Safawi tradisi
keilmuan ini terus berlanjut.
Ada beberapa ilmuwan yang selalu hadir di masjid istana,
yaitu Baha Al-Din Al-Syaerazi, generalis ilmu pengetahuan, Sadar Al-Din Al-
Syaerazi, filosof, dan Muhammad Baqir Ibn Muhammad Damad, filosof, ahli
sejarah, teolog, dan seorang yang pernah mengadakan obervasi mengenai kehidupan
lebah-lebah. Selain itu dalam bidang hukum fiqih yang terkenal pada masa itu
baharudi al-amili.saking citanya dengan ilmu,abbas I tidak segan mengadakan
penyelidikan sendiri tentang ilmu-ilmu tersebut. Dalam bidang ini, Kerajan Safawi mungkin dapat
dikatakan lebih berhasil dari dua keajaan besar Islam lainnya pada masa yang
sama.selain itu syah abbas I juga membangun lembaga pendidikan syiah,yaitu
sekolah teologi dan juga mampu membiayai penerapan sistim pendidikan
syiah.
c. Bidang
Pembangunan Fisik dan Seni
Para penguasa kerajaan ini telah berhasil menciptakan
Isfahan, ibu kota kerajaan, menjadi kota yang sangat indah. Di kota tersebut
berdiri bangunan- bangunan besar lagi indah seperti masjid- masjid,rumah- rumah
sakit, sekolah- sekolah, jembatan raksasa di atas Zende Rud, dan istana Chihil
Sutun. Kota Isfahan juga diperindah dengan taman- taman wisata yang ditata
secara apik. Ketika Abbas I wafat, di Isfahan terdapat 162 masjid, 48 akademi,
1802 penginapan, dan 273 pemandian umum.
Di bidang seni, kemajuan Nampak begitu kentara dalam gaya
arsitektur bangunan- bangunannya, seperti terlihat pada masjid Shah yang di
bangun tahun 1611 M dan masjid Syaikh Lutf Allah yang di bangun tahun 1603M.
Unsur seni lainnya terlihat pula dalam bentuk kerajinan tangan, keramik,
karpet, permadani, pakaian, dan tenunan, mode, tembikar, dan benda seni
lainnya. Seni lukis mulai dirintis sejak zaman Tahmasp I. Raja Ismail I pada
tahun 1522M membawa seorang pelukis timur ke Tabriz. Pelukis itu bernama Bizhad.
Kemudian pada masa abbas I berkembanglah kebudayaan, kemajuan, dan keagungan
pikiran mengenai seni lukis, pahat syair dan sebagainya, di antara pujangga
yang terkenal pada masa itu, ialah muhamad baqir ibn muhamad yang juga ahli
fisafah dan ilmu pasti.
d. Bidang
pemerintahan dan politik
Secara administrative, struktur organisasi pemerintahan
dapat di bagi secara horizontal dan vertical, secara horizontal pembagian
tersebut didasarkan pada garis kesukuan atau kedaerahan. Sedangkan secara
vertical mencangkup dua jenis,yaitu istana dan secretariat Negara, kemudian
aktivitas penyelenggaraan Negara di percayakan pada amir yang terdiri atas
kepala suku tingkat atas dan wazir yang tergantung dalam suatu dewan,di samping
itu terdapat dewan lain yang berada dalam dewan tersebut yang terdiri atas
sejarawan istana,sekretaris pribadi syah dan kepala intelejen.
Demikianlah, puncak kemajuan yang dicapai oleh kerajaan
Safawi. Setelah itu, kerajaan ini mulai mengalami gerak menurun. Kemajuan yang
dicapainya membuat kerajaan ini menjadi salah satu dari tiga kerajaan besar
Islam yang disegani oleh lawan- lawannya, terutama dalam bidang politik dan
militer. Walaupun tidak setaraf debgan kemajuan Islam dimasa klasik, kerajaan
ini telah memberikan konstribusinya mengisi peradapan islam melaui kemajuan-
kemajuan dalam bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, peninggalan seni, dan gedung-
gedung bersejarah.
C.Sebab-sebab kemunduran Dinasti Safawi
Sepeninggal Abbas I Kerajaan Safawi berturut- turut
diperintah oleh enam raja, yaitu Safi Mirza ( 1628- 1642M), Abbas II (1642-
1667M), Suliaman (1667- 1694M), Husain (1694-1722M), Tahsasp II (1722-1732M),
dan Abbas III (1733- 1736M). Pada masa raja- raja tersebut, kondisi kerajaan
Safawi tidak menunjukkan grafik naik dan berkembang, tetapi justru
memperlihatkan kemunduran yang akhirnya membawa kepada kehancuran.
Diantara sebab- sebab kemunduran dan kehancuran kerajaan
Safawi ialah konflik berkepanjangan dengan Kerajaan Ustmani. Bagi Kerajaan
Ustmani, berdirinya Kerajaan Safawi yang beraliran Syi’ah merupakan ancaman
langsung terhadap wilayah kekuasaannya. Konflik antara dua kerajaan tersebut
berlangsung lama, meskipun pernah berhenti sejenak ketika tercapai perdamaian
pada masa Shah Abbas I. Namun, tak lama kemudian, Abbas meneruskan konflik
tersebut, dan setelah itu dapat dikatakana tidak ada lagi perdamain antara dua
kerajaan besar Islam itu.[3]
Penyebab lainnya adalah dekadensi moral yang melanda
sebagian para pemimpin kerajaan Safawi. Ini turut mempercepat proses kehancuran
kerajaan tersebut. Sulaiman, di samping pecandu berat narkotik, juga menyenangi
kehidupan malam beserta harem- haremnya selama tujuh tahun tanpa sekalipun
menyempatkan diri menangani pemerintahan. Begitu juga Sultan Husain.
Penyebab penting lainnya adalah karena pasukan ghulam (budak- budak) yang dibentuk oleh
Abbas I tidak memiliki semangat perang yang tinggi seperti Qizilbash. Hal ini disebabkan karena pasukan tersebut tidak
disiapkan secara terlatih dan tidak melalui proses pendidikan rohani seperti
yang dialami oleh Qizilbash. Sementara
itu, anggota Qizilbash yang baru
ternyata tiadak memiliki militansi dan semangat yang sama dengan anggota Qizilbash sebelumnya.
2.
Dinasti
Mughal
Dinasti Islam Di India Sebelum Pendirian Dinasti Mughal
Sejak zaman Nabi SAW, India telah memiliki sejumlah
pelabuhan sehingga terjadi interaksi antara India dengan Nabi SAW. Oleh karena
itu, dagang dan dakwah menyatu dalam satu kegiatan sehingga raja Kadangalur,
Cheraman Perumal, memeluk agama Islam dan mengganti namanya menjadi Tajuddin,
dan ia sempat bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Pada zaman Umar ibn Khatab,
Mughirah berusaha menaklukan Sind, tapi usahanya gagal (246-644). Pada zaman
Usman ibn Affan dan Ali ibn Thalib, dikirim utusan untuk mempelajari adat-istiadat
dan jalan-jalan menuju India. Pada zaman Mu’awiyah I, Muhammad ibn Qasim
berhasil menaklukan dan diangkat menjadi amir Sind dan Punjab.
Kepemimpinan di Sind dan Punjab dipegang oleh Muhammad ibn Qasim setelah
berhasil memadamkan perampokan-perampokan terhadap umat Islam disana. Karena
pertikaian internal (antara al Hajjaj dan Sulaiman), dinasti ini melemah; dan
ketika keadaan lemah, dinasti ini ditaklukan oleh dinasti Gazni.[4]
Pada zaman Al-Ma’mum (khalifah dinasti Bani Abbas),
diangkat sejumlah amir untuk memimpin daerah-daerah. Diantara yang dipercaya
untuk diangkat menjadi amir adalah Asad ibn Saman utuk daerah
Transoxsiana. Ia diangkat menjadi amir setelah berhasil membantu
khalifah Bani Abbas dalam menaklukan dinasti Safahari yang berpusat di Khurasan.[5]
Dinasty Samani (874-999) mengangkat Alpatigin menjadi amir
di Khurasan. Alpatigin kemudian digantikan oleh anaknya, Ishak. Ishak dikudeta
Baltigin; Baltiqin diganti oleh Firri; dan Firri dijatuhkan oleh Subuktigin. Subuktigin menguasai
Gazna dan kemudian mendirikan dinasti Gaznawi (963-1191 M). Dinasty gaznawi
ditaklukan oleh dinasti Guri (1191). Setelah meninggal, Muhammad Gurri diganti
oleh panglimanya, Quthbuddin Aibek (karena Muhammad Guri tidak memiliki anak
laki-laki). Quthbuddin Aibek menjadi sultan sejak tahun 1206 M. Sejak itu
berdirilah kesultanan Delhi terdiri atas : a. Dinasti Mamluk di Delhi
(1206-1290); b. Dinasti Khalji (1290-1320); c. Dinasti Tughluq (1320-1414 M); d.
Dinasti Sayyed (1414-1451 M); dan e. Dinasti Lodi (1451-1526 M). [6]
C. Asal usul
Kerajaan Mughal
Kerajaan Mughal adalah kerajaan Islam yang pernah
berkuasa di India dari abad ke- 16 hingga abad ke- 19. Dinasti ini didirikan
oleh Zaharuddin Babur yang merupakan keturunan Timur Lenk, penguasa Islam asal
Mongol.[7]
Babur adalah nama kecil dari Zaharuddin, yang artinya
singa, ia lahir pada hari Jum’at 24 Februari 1483. Ayahnya bernama Umar Mirza
menjadi amir di Fergana, turunan lagsung dari Miransyah putra ketiga dari Timur Lenk.
Sedangkan ibunya berasal dari keturunan Jengkuai, anak kedua dari Jengis Khan.
Pada usia 11 tahun, Babur kehilangan
ayahnya dan sekaligus menggantikan kepemimpinan ayahnya dalam usia yang masih
sangat muda. namun demikian ia sangat pemberani sehingga kelihatan lebih matang
dari usianya. Dia mendapat latihan sejak dini, sehingga memungkinkannya untuk
menjadi seorang pejuang dan penguasa besar.[8]
Ia berusaha menguasai Samarkand yang merupakan kota
terpenting dia Asia Tengah pada saat itu. Pertama kali ia mengalami kekalahan untuk
mewujudkan cita-citanya. Kemudian berkat bantuan Ismail I, Raja Safawi,
sehingga pada tahun 1494, Babur berhasil menaklukan kota Samarkand, dan pada
dengan Tahun 1504 menaklukan Kabul, ibukota Afganistan. Dari Kabul Babur
melanjutkan ekspansi ke India yang pada saat itu diperintah Ibrahim Lodi.
Ibrahim Lodi (cucu sultan lodi), sultan Delhi terakhir,
memenjarakan sejumlah bangsawan yang
menentangnya.[9]
Ketika itu
kewibawaan kesultanan sedang merosot, karena ketidak mampuannya memimpin, atas
dasar itulah Alam Khan keluarga Lodi yang lain mencoba menggulingkannya dengan meminta bantuan Zahiruddin Babur
(1482-1530 M).
Permintaan itu langsung diterima oleh Babur dan bersama
pasukannya menyerang Delhi. Pada
tanggal 21 April 1526 M terjadilah pertempuran yang sangat dasyat di Panipat.
Ibrahim Lodi beserta ribuan pasukannya terbunuh, dan Babur langsung
mengikrarkan kemenangannya dan mendirikannya pemerintahannya.
Setelah mendirikan kerajaan Mughal, Babur berusaha
memperkuat kedudukannya. Di pihak lain raja-raja Hindu di seluruh India
menyusun angkatan perang yang besar untuk menyerang Babur dan di Afganistan,
golongan yang setia pada keluarga Ibrahim Lodi mengangkat saudara kandung
Ibrahim, Mahmud Lodi menjadi Sultan. Sultan Mahmud Lodi bergabung dengan
raja-raja Hindu tersebut. Kali ini berarti harus berhadapan dengan pasukan
koalisi, namun Babur tetap dapat mengalahkan pasukan koalisi itu dalam
pertempuran dekat Gogra tahun 1529 M. Akan tetapi ia tidak lama menikmati hasil
perjuangannya. Ia
meninggal dunia pada tanggal 26 Desember 1530 M pada usia 48 tahun setelah
memerintah selama 30 tahun.[10] Setelah Babur meninggal,
Zahirudin Babur digantikan
oleh anaknya, Nashiruddin Humayun (1530-1539M) .
Humayun dalam menjalankan roda pemerintahanya banyak
menghadapi tantangan. Sepanjang masa
pemerintahanya negara tidak pernah aman. Ia senantiasa berperang melawan musuh.
Diantara tantangan yang muncul adalah Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang
memisahkan diri dari Delhi. Pemberontakan ini dapat dipadamkan, Bahadur Syah
melarikan diri dan Gujarat dapat dikuasai. Pada tahun 1540 M terjadi
pertempuran dengan Syer Khan di Kanauj, dalam peperangan ini Humayun mengalami
kekalahan. Ia terpaksa melarikan diri ke
Kandahar dan selanjutnya ke Persia ia mengenal tradisi Syi’ah, bahkan sering
dibujuk untuk memasukinya, begitu pula dengan anaknya Jalaluddin Muhammad
Akbar. Di sini pula ia membangun kekuatan militer yang telah hancur, dan berkat
bantuan Syah Tahmasph yang memberikan pasukan militer sebanyak 14.000 tentara,
maka pada tahun 1555, Humayun mencoba merebut kembali kekuasaannya dengan
menyerbu Delhi yang pada saat itu diperintah Sikandar Sur. Akhirnya, ia bisa
menaklukan kota ini dan ia memerintah kembali pada tahun 1556 M.[11]
Kemudian
Humayyun digantikan oleh anaknya, Abu al-Fath Jalal al-Din Muhammad Akbar.
Lebih dikenal dengan sebutan Akbar, dilahirkan di Amarkot, 15 Oktober 1542 M.
dan memerintah (1556-1605 M) dari usia 14 tahun. Akbar sebagai wali sultan yang masih muda maka
diangkatlah Bairam Khan. Bairam seorang yang cakap, namun bukan orang yang
bijaksana.[12] Akbar
adalah seorang laki-laki yang memiliki naluri kerajaan yang kuat ”seorang raja
katanya, harus selalu sungguh-sunguh terhadap penaklukan; jika tidak, maka
negeri tetangganyalah yang akan mengangkat senjata terhadapnya. Prinsip tersebut membuat Akbar bertekad
menjadi penguasa tertinggi di India yang tak dapat digugat.
Pada tahun
1605 M. Akbar meninggal dunia. Masa kepemimpinan Akbar adalah puncak kejayaan
kerajaan Mughal, tidak hanya dalam bidang politik dan militer saja, tapi juga
dibidang ekonomi, pendidikan, seni dan budaya, administrasi, dan keagamaan.
Kemajuan yang telah dicapai Akbar masih dapat dipertahankan oleh tiga sultan
berikutnya, yaitu Jehangir (1605-1628M), Syah Jehan (1628-1658 M), dan
Aurangzeb (1658-1707 M). tiga Sultan penerus Akbar ini memang terhitung
raja-raja yang besar dan kuat. Setelah itu, kemajuan kerajaan Mughal tidak
dapat dipertahankan oleh raja-raja berikutnya. Setelah itu, kemajuan kerajaan
Mughal tidak dapat dipertahankan oleh raja-raja berikutnya[13]
Berikut ini akan dirinci fase-fase
pemerintahan Mughal :
a. 1526-1530 M dipimpin oleh Zahiruddin Muhammad Babur
b. 1530-1556 M dipimpin oleh Humayun
c. 1556-1605 M dipimpin oleh Akbar Syah I
d. 1605-1627 M dipimpin oleh Jahangir
e. 1627-1658 M dipimpin oleh Syah Jehan
f. 1658-1707 M dipimpin oleh Aurangzeb (Alamgir I)
g. 1707-1712 M dipimpin oleh Bahadur Syah I
h. 1712-1713 M dipimpin oleh Jihandar Syah
i. 1713-1719 M dipimpin oleh Farrukh Siyar
j. 1719-1748 M dipimpin oleh Muhammad Syah
k. 1748-1754 M dipimpin oleh Ahmad
l. 1754-1759 M dipimpin oleh Alamgir II
m. 1759-1806 M dipimpin oleh Alam II
n. 1806-1837 M dipimpin oleh Akbar II
o. 1837-1858 M dipimpin oleh Bahadur Syah II [14]
D. Kemajuan Kerajaan Mughal
Kejayaan kerajaan Mughal
dimulai pada masa pemerintahan Akbar, keberhasilan Ekspansi Militer Akbar
menandai berdirinya Mughal sebagai sebuah kerajaan besar. Dua gerbang India
yakni kota Kabul dan Turkistan oleh pemerintahan kerajaan Mughal India.
Kita dapat merinci kemajuan-kemajuan
kerajaan Mughal yang dicapai oleh masing-masing raja yang memiliki kemajuan
masing-masing sebagai berikut:
1.
Politik dan Pemerintahan
a.
Akbar membentuk sitem pemerintahan
militeristik. Dalam pemerintahan tersebut, pemerintahan daerah dipegang oleh seorang
Sipah Salar (kepala komandan). Sedang wilayah listrik dipercayakan kepada
Faudjar (komandan). Jembatan-jembatan sipil juga diberi jenjang kepangkatan
yang bercorak kemiliteran, pejabat-pejabat itu harus mengikuti latihan
kemiliteran.[15]
b.
Akbar juga
menerapkan politik Sulukhul (toleransi universal). Politik ini mengandung ajaran bahwa
semua rakyat India sama kedudukanya. Mereka tidak dapat dibedakan menurut etnis
dan agama. Politik ini dapat menciptakan kerukunan masyarakat India yang sangat
beragam.[16]
c.
Untuk undang-undang kerajaan, Sultan
Akbar membuat Din Ilahi yaitu suatu pandangan dan sikap keagamaan resmi
kerajaan yaitu unsur-unsur agama Islam, Hindu, Persia Kristen dan sebagainya
yang harus dianut oleh setiap orang.[17]
d.
Pada masa pemerintahan Aurangzeb telah
terdapat jalinan kerjasama dengan negara-negara Islam diluar India. Sejumlah
penguasa Islam telah mengirim duta atau perwakilan negara mereka ke Delhi,
misalnya Syarif Makkah, raja-raja Persia, Balkh, Bukhara dan Kasgar; para
gubernur Turki Basrah, Yaman dan Hadmarut, para pemimpin negeri Maghiribi dan
Raja Arbesinia.[18]
2.
Bidang ekonomi dan perdagangan
Untuk
mengelola ekonomi pertanian pemerintah juga mengatur tentang organisasi
pertanian. Setiap perkampungan petani dikepalai oleh seorang pejabat local,
yang dinamakan muqaddam, yang mana kedudukannya dapat diwariskan, dia mempunyai
tanggung jawab menyetorkan penghasilan untuk menghindari tindak kejahatan. Kaum
petani dilindungi hak kepemilikan tanah dan pewarisan, tetapi jika tidak loyal
maka pejabat lokal berhak menyitanya.
3. Bidang
Pendidikan dan Iptek
Dalam
bidang pendidikan, Akbar membangun bangunan khusus untuk tempat pengajian ilmu,
dia juga berusaha menarik simpati para ulama dengan menghibahkan sejumlah
madrasah dan perpustakaan.
4.
Bidang Seni dan Budaya
a.
Seni Budaya dan arsitektur puncaknya
terjadi pada masa sultan Syah Jahan yang ditandai dengan berbagai karya budaya
fisik, seperti karya arsitektur monumental Taj Mahal, yang merupakan bangunan
indah, yang dimaksudkan sebagai tanda cinta kasihnya kepada istri tercinta
Mumtaz Mahal. Taj Mahal juga salah satu keajaiban dunia dan merupakan lambang
peradaban dan kebudayaan Islam masa Lampau di India. Selain itu juga Shah Jahan
telah membangun Masjid Mutiara, Masjid Jami’ di Delhi, serta takhta Merak,
yaitu singgasana yang dibuat dari emas, perak, intan, serta permata cemerlang.
b. karya
seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang
berbahasa Persia maupun India. Penyair India yang terkenal adalah Malik
Muhammad Jayazi, seorang sastrawan sufi menghasilkan karya besar berjudul Padmavat, sebuah karya yang
mengandung pesan kebajikan jiwa manusia. Pada masa Aurangzeb, muncul seorang
sejarawan yang bernama Abu Fadl dengan karyanya bernamma Akbar Nama dan Aini
Akhbari, yang memaparkan sejarah kerajaan Mughal berdasarkan figure pemimpinnya
dan ia mensponsori
ajaran Din Illahi, yaitu ajaran campuran berbagai unsur kepercayaan Hindu dan
tasawuf dari unsur syi’ah.
5.
Kemunduran dan Kehancuran kerajaan
Mughal
Setelah
satu setengah abad dinasti Mughal berada dalam kejayaannya, para pelanjut
Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan kebesaran yang telah dicapai oleh
pendahulu-pendahulunya. Kejayaan Mughal hilang dengan kematian Aurangzeb Satu
persatu penguasa daerah melepaskan diri dari pemerintahan pusat di Delhi.
Pengganti
Aurangzeb adalah Mu’azzam, setelah ia meninggal, tahta digantikan anaknya Azhim
al-syah. Akan tetapi di tentang Zulkifar Khan, anak ‘Asad Khan (wazir
Aurangzeb. Azaim al-syah meninggal tahun 1712 M. ia digantikan oleh anaknya
Jihandar Syah, tetapi ia disingkirkan oleh adiknya sendiri Faruq Syah pada
tahun 1713M. Jadi dalam dua tahun saja telah terjadi empat kali pergantian
sultan. Sehingga dapat dibayangkan
bagaimana kondisi kerajaan Mughal saat itu.
Konflik-konflik
yang berkepanjangan mengakibatkan pengawasan terhadap daerah lemah.
Pemerintahan daerah satu persatu melepaskan loyalitasnya dari pemerintah pusat.
Bahkan cenderung memperkuat posisi pemerintahannya masing-masing disintegrasi
mulai terjadi, satu persatu daerah kekuasaan Mughal mulai melepaskan diri.
Keadaan ini diperparah lagi dengan datangnya ancaman baru yang lebih kuat,
yaitu datangnya perusahaan Inggris (EIC) yang memiliki senjata modern melawan
pemerintahan Mughal. Peperangan berlarut-larut. Akhirnya, Syah Alam membuat
perjanjian damai dengan melepaskan daerah Oudh, Bengal dan Orisa kepada
Inggris.
Pada saat
tiga sultan berkuasa yaitu, Syah Alam, Akbar II dan Bahadur Syah, Inggris
diberi kepercayaan untuk mengembangkan usahanya. Dengan jaminan memberikan
fasilitas kehidupan Istana dan keluarganya.pada saat terjadinya krisis EIC
mengalami kerugian dan Inggris pun mulai mengadakan pungutan yang tinggi
terhadap rakyat secara ketat dan cenderung kasar. Karena rakyat merasa
tertekan, maka terjadilah pemberontakan rakyat dibawah pimpinan sultan Bahadur
Syah pada bulan Mei 1857 M.
Perlawanan
mereka dapat dipatahkan dengan mudah, karena Inggris mendapat dukungan dari
beberapa penguasa Hindu dan Muslim. Inggris kemudian menjatuhkan hukuman yang
kejam kepada pemberontak. Mereka diusir dari kota Delhi, rumah ibadah banyak
yang dihancurkan, dan Bahadur Syah, sultan Mughal terakhir diusir dari istana
(1858 M). dengan demikian, berakhirlah sejarah kekuasaaan kerajaan Mughal di
India.
Ada beberapa factor yang menyebabkab kekuasaan kerajaan
Mughal itu mundur pada satu setengah abad terakhir, dan membawa kepada
kehancurannya pada tahun 1858 M, yaitu:
1. Terjadi stagnasi dalam pembinaan
kekuasaan militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah-wilayah pantai
tidak dapat dipantau oleh kekuatan maritime Mughal. Begitu juga tidak
terampilnya dalam mengoperasikan persenjataan buatan Mughal sendiri.
2. Kemerosotan moral dan hidup mewah
dikalangan elite politik, yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang
negara.
3. Kurang cakapnya pemerintahan
Aurangzeb sehingga konflik antar agama terjadi sangat sukar diatasi oleh
sultan-sultan sesudahnya.
Semua
sultan pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang-orang lemah dalam
bidang kepemimpinan.
KESIMPULAN
1. Pendiri kerajaan Mughal adalah
Zahirudin Muhammad Babur, berasal dari keturunan Timur Lenk dan Jengis Khan.
Kerajaan Mughal berdiri pada tahun 932 H/1526M. Di India corak pemerintahannya
militeristik yang absolute.
2. Kerajaan Mughal membawa beberapa
kemajuan dalam Islam, baik dalam bidang politik, militer, seni, dan juga dalam
bidang ekonomi khususnya. Peninggalan yang dikenal sampai sekarang dari
kerajaan Mughal (salah satu keajaiban dunia) Taj Mahal.
3. Setelah Aurangzeb meninggal dunia
kemunduran mulai menggerogoti kerajaan Mughal, para penggantinya pada umumnya
lemah sehingga tidak dapat memulihkan kejayaan yang pernah dicapai oleh para
pendahulunya. Kemunduran Mughal berlangsung terus-menerus sehingga sampailah
kepada pintu gerbang kehancuran pada tahun 1858 M.
4. Gaya hidup yang feodalistik dan
penerapan syariat Islam yang dikehendaki pemerintahan Mughal menimbulkan reaksi
keras dari umat hindu yang merupakan penduduk mayoritas.
5. Penyerbuan aliansi Hindu-Sikh,
penyerbuan Nadir Syah, Ahmad Duran dan kolonial Inggris merupakan pukulan berat
bagi Mughal. Serbuan Inggris akhirnya mengakhiri kerajaan Mughal dengan segala
kejayaannya.
6. Kemajuan kerajaan safawi ini mencapai masa puncaknya pada
masa kepemimpinan abbas I yang memerintah pada tahun1588M setelah raja
kelima,dengan beberapa usahanya ia berhasil menyatukan kembali kerajaan safawi
yang semula mengalami perpecahan,dan berhasil membuat kuet kerajaan tersebut
sehingga dapat merebut kembali wilayah-wilayah yang hilang sebelunya selain itu
kemajuan dalam hal yang lain juga berkembang seperti dalam bidang ekonomi,ilmu
pengetahuan,pembangunan fisik dan seni,kemajuan yang di capai inilah yang
membuat kerajaan ini menjadi salah satu dari tiga kerajaan besar yang di segani
oleh lawan-lawannya terutama dalam bidang politik dan militer.
DAFTAR
PUSTAKA
Abu Su’ud, Islamologi
Sejarah, Ajaran, dan Peranannya dalam peradaban Umat manusia, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2003),
Badri
Yatim, Sejarah Peradaban Islam,
Jakarta: Rajawali Pres, 2000),
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1985),
Jaih
mubarok, sejarah peradaban islam, (bandung: cv pustaka islamika, 2008),
Mahmud Nasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya, (Bandung: Rosda Karya),
Tim Editor, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van
Hoeve, tth),
[2] Badri Yatim, Sejarah
Peradapan Islam dirasah islamiyah ii,(jakarta,PT Raja grafindo
persada.2006) hal 138
[7]
Jaih mubarok, op.cit,
h. 243
[13] Abu Su’ud, Islamologi
Sejarah, Ajaran, dan Peranannya dalam peradaban Umat manusia, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2003), h. 116
[15]
Badri Yatim, op.cit,h. 149
Casino Nightclub | Atlantic City, NJ 08401 | Mapyro
BalasHapusThis bar & restaurant is located in the Atlantic City/New 경주 출장샵 Jersey Boardwalk. This 익산 출장마사지 bar and restaurant is located inside a 양주 출장샵 two-story 삼척 출장안마 building. It has 1,800 slot machines, Rating: 서산 출장안마 4 · 6 reviews