AKHLAK
TASAWUF
Akhlak kepada
Allah dan Rasullulah
Disusun oleh :
Akbar Solikhin (123 111 020)
PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN) SURAKARTA
2014
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ajaran Islam yang bersifat
universal harus bisa diaktualisasikan dalam kehidupan individu, masyarakat,
berbangsa dan bernegara secara maksimal. Aktualisasi tersebut tentu terkait
dengan pelaksanaan hak dan kewajibannya seseorang kepada Tuhan, rasul-Nya,
manusia dan lingkungannya. Salah satu aktualisasi ajaran Islam adalah
aktualisasi akhlak dimana manusia mempunyai hak dan kewajiban terhadap Tuhan
dan rasul-Nya. Hal itu secara umum bisa dibuktikan dengan berbagai perbuatan
amal shaleh, ketakwaan, ketaatan dan ibadah kepada Allah secara ikhlas.
Sedangkan aktualisasi secara khusus akan dibahas lebih lanjut dalam makalah
yang berjudul aktualisasi akhlak kepada Allah dan rasul-Nya.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas rumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut
:
1. Apa saja dasar pemikiran akhlak terhadap
Allah dan Rasulullah ?
2. Apa saja bentuk akhlak kepada Allah dan
Rasulullah ?
C.
Tujuan
1. Dapat mengetahui dasar pemikiran akhlak
terhadap Allah dan Rasulullah.
2. Dapat mengetahui bentuk akhlak yang baik
kepada Allah dan Rasulullah
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Dasar Pemikiran Akhlak Kepada Allah dan Rasulullah.
Sebelum kita membahas akhlak kepada
Allah dan Rasulullah, alangkah baiknya kita mengetahui definisi akhlak. Kata
Akhlak berasal dari bahasa Arab khuluq
yang jamaknya akhlaq. Menurut bahasa,
akhlak adalah perangai, tabiat, dan
agama. Ibn Al-Jauzi menjelaskan bahwa Al-khuluq
adalah etika yang dipilih seseorang. Dengan demikian, akhlak adalah etika yang
menjadi pilihan dan diusahakan seseorang.[1]
Berakhlak kepada Allah dapat diartikan
suatu sikap yang harus dilakukan manusia terhadap Allah sebagai rasa syukur
atas banyak nikmat yang telah diberikan.
Berakhlak
kepada Allah perlu dilakukan atas dasar pemikiran sebagai berikut :
Menurut
Abuddin Nata, ada empat alasan mengapa manusia harus berakhlak kepada Allah :
I.
Allah
lah yang telah menciptakan manusia (lihat Qs.al-Thariq:4-7)
II.
Allah
lah yang telah memberikan perlengkapan pancaindra, berupa pendengaran,
penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari (lihat QS.AL-Nahl: 78).
III.
Allah
lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi
kelangsungan hidup manusia. (lihat QS.al-Jatsiyah: 12-13).
IV.
Allah
lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya akan kemampuan menguasai
daratan dan lautan. (lihat QS.al-isra’: 70)
Sedangkan
Berakhlak kepada Rasulullah dapat diartikan sebagai suatu sikap yang harus
dilakukan manusia kepada Rasulullah sebagai rasa terima kasih atas
perjuangannya membawa umat manusia kejalan yang benar.Berakhlak kepada
Rasulullah perlu dilakukan atas dasar pemikiran sebagai berikut:
1. Rasulullah
SAW sangat besar jasanya dalam menyelamatkan kehidupan manusia dari kehancuran.
Berkenaan dengan tugas ini, beliau telah mengalami penderitaan lahir batin, namun semua itu
diterima dengan ridha.
2. Rasulullah
SAW sangat berjasa dalam membina akhlak yang mulia. Pembinaan ini dilakukan
dengan memberikan contoh tauladan yang baik. Allah berfirman:
Artinya:
Sesungguhnya telah ada pada ( diri )
Rasulullah itu suri teladan yang baik.
( QS.Al-Ahzab: 21 )
3. Rasulullah
SAW berjasa dalam mejelaskan al-Qur’an kepada manusia, sehingga menjadi jelas
dan mudah dilaksanakan. Penjelasan itu terdapat dalam haditsnya.
Firman Allah SWT:
Artinya: Dialah
yang mengutus kepada kamu yang buta huruf seorang Rasul diantara mereka, yang
membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan
kepada mereka kitab dan hikmah. Dan
sesungguhnya, mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. ( QS al-Jumu’ah, 62: 2 )
4. Rasulullah
SAW telah mewariskan hadits yang penuh dengan ajaran yang sangat mulia dalam berbagai
bidang kehidupan.
5.
Rasulullah SAW
telah memberikan contoh model
masyarakat yang sesuai dengan tuntunan agama, yaitu masyarakat yang beliau
bangun di Madinah.[2]
2.
Akhlak Kepada Allah dan Rasulullah
Dari kesadaran terhadap tingkah laku dan
sikap manusia lahirlah akhlak manusia terhadap Allah. Berikut ini akan
dikemukakan beberapa bentuk akhlak terhadap Allah secara lebih rinci yaitu :
1) Mensucikan Allah dan memuji-Nya. Dalam
firman Allah :
Artinya :
Langit
yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak
ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak
mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya dia adalah maha Penyantun lagi maha
Pengampun.( QS.Al-Isra’: 44 )
2) Bertawakkal (berserah diri) kepada
Allah. Dalam konteks tawakkal kepada Allah, manusia harus mempercayakan diri
kepadanya dalam melaksakan suatu pekerjaan yang telah dilaksanakan secara
matang dan mantap. Seperti firman Allah :
Artinya
:
Dan
jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya dialah yang maha Mendengar lagi maha
Mengetahui. (QS.Al-anfal :61)
3) Berbaik sangka kepada Allah, bahwa yang
datang dari Allah kepada makhluk-Nya hanya kebaikan. Sesuai dengan firman-Nya :
Artinya :
Apa
saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang
menimpamu, maka dari ( kesalahan ) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi
Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. (
QS.An-Nisa’: 79 )
4) Beribadah hanya kepada Allah. Firman
Allah :
Artinya :
Katakanlah
: sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, tuhan
semesta alam. ( QS.Al-An’am: 162 )
5) Berdo’a khusus kepada Allah. Adapun
diantara syarat-syarat ijabahnya do’a seseorang oleh Allah sebaagai berikut :
bersungguh dalam memanjatkan do’a, penuh keyakinan do’anya diterima, berdo’a
khusyuk, memohon yang masuk akal, dilakukan secara ikhlas, menjauhkan diri dari
segala hal yang dilarang Allah.
6)
Zikrullah, yaitu
ingat kepada Allah. Dalam Islam manusia diperintahkan untuk selalu ingat kepada
Allah baik waktu lapang maupun sempit, baik waktu sendirian maupun
bersama-sama, baik waktu sehat maupun sakit.
7)
Bersyukur
kepada Allah. Adapun syukur dapat dikategorikan kedalam 3 bentuk : Syukur
dengan hati, syukur dengan lisan, syukur dengan anggota badan.
Sedangkan berakhlak kepada
Rasulullah pada intinya adalah sejauh mana manusia mau mengikuti tuntunan
beliau sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an dan sunnah.
Berikut akan dikemukakan secara
lebih spesifik akhlak kepada Rasul, yaitu :
1) Membenarkan apa yang disampaikannya.
Sesuai dengan firman Allah SWT:
Artinya :
Dan
orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkan-nya,
mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
( QS.Az-Zumar: 33 )
2) Mengikuti syari’atnya. Sesuai dengan
firman Allah SWT :
Artinya :
Barang
siapa yang menaati Rasul, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barang siapa
yang berpaling ( dari ketaatan itu ), maka Kami mengutusmu untuk menjadi
pemelihara bagi mereka. ( QS.An-Nisa : 80 )
3) Mencintai Rasul dan mengikuti jejak
langkahnya. Sesuai dengan firman Allah SWT:
Artinya :
Katakanlah
: jika kamu ( benar-benar ) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. “Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. ( QS.Al-Imran :31 ).
4) Memperbanyak sholawat kepada Rasulullah.
Sesuai dengan firman Allah SWT:
Artinya :
Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang
beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya. ( QS.Al-Ahzab :56 )
5) Mewarisi risalahnya. Firman Allah :
Artinya :
Dia-lah
yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar
dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi. (
QS. Al-fath : 28 )
BAB III
KESIMPULAN
Kita sebagai manusia pasti melakukan hubungan
kepada Allah dan Rosullulah, tetapi semua itu perlu adanya aturan yang selama
ini di tetapkan seperti bahwasanya tingkah laku atau sering disebut akhlak.
Dalam beribadah kita mempunyai akhlak tersendiri yang ada dalam Al-Qur’an dan
sunnah. Dengan mengetahui cara berakhlak kepada Allah kita bisa berlaku baik
dan benar sesuai apa yang di ajarkan Rosullulah. Hal itu bisa di buktikan
dengan berbagai perbutan amal sholeh, ketakwaan, ketaatan dan beribadah kepada
Allah dan Rosul secara ikhlas dan benar. Agar dalam kita melakukan hubungan
dengan Allah seperti memuliakannya sraya memuji dan berserah diri dengan
kesadaran yang sangat mendalam
[1]
Prof.Dr.Rosihon Anwar, M.Ag.,Akhlak
Tasawuf. Pustaka setia,Bandung,2010.
[2] Mustofa,
Akhlak Tasawuf,Pustaka
setia,Bandung,1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar