Translate

Rabu, 23 April 2014

AKHLAK TASAWUF



AKHLAK TASAWUF
Akhlak kepada Allah dan Rasullulah



Disusun oleh :
Akbar Solikhin (123 111 020)





PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SURAKARTA
2014

BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ajaran Islam yang bersifat universal harus bisa diaktualisasikan dalam kehidupan individu, masyarakat, berbangsa dan bernegara secara maksimal. Aktualisasi tersebut tentu terkait dengan pelaksanaan hak dan kewajibannya seseorang kepada Tuhan, rasul-Nya, manusia dan lingkungannya. Salah satu aktualisasi ajaran Islam adalah aktualisasi akhlak dimana manusia mempunyai hak dan kewajiban terhadap Tuhan dan rasul-Nya. Hal itu secara umum bisa dibuktikan dengan berbagai perbuatan amal shaleh, ketakwaan, ketaatan dan ibadah kepada Allah secara ikhlas. Sedangkan aktualisasi secara khusus akan dibahas lebih lanjut dalam makalah yang berjudul aktualisasi akhlak kepada Allah dan rasul-Nya.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1.      Apa saja dasar pemikiran akhlak terhadap Allah dan Rasulullah ?
2.      Apa saja bentuk akhlak kepada Allah dan Rasulullah ?
C.    Tujuan
1.      Dapat mengetahui dasar pemikiran akhlak terhadap Allah dan Rasulullah.
2.      Dapat mengetahui bentuk akhlak yang baik kepada Allah dan Rasulullah




BAB II
PEMBAHASAN

1.      Dasar Pemikiran Akhlak Kepada Allah dan Rasulullah.

Sebelum kita membahas akhlak kepada Allah dan Rasulullah, alangkah baiknya kita mengetahui definisi akhlak. Kata Akhlak berasal dari bahasa Arab khuluq yang jamaknya akhlaq. Menurut bahasa, akhlak adalah perangai, tabiat, dan agama. Ibn Al-Jauzi menjelaskan bahwa Al-khuluq adalah etika yang dipilih seseorang. Dengan demikian, akhlak adalah etika yang menjadi pilihan dan diusahakan seseorang.[1]

Berakhlak kepada Allah dapat diartikan suatu sikap yang harus dilakukan manusia terhadap Allah sebagai rasa syukur atas banyak nikmat yang telah diberikan.
Berakhlak kepada Allah perlu dilakukan atas dasar pemikiran sebagai berikut :
Menurut Abuddin Nata, ada empat alasan mengapa manusia harus berakhlak kepada Allah :
                               I.            Allah lah yang telah menciptakan manusia (lihat Qs.al-Thariq:4-7)
                            II.            Allah lah yang telah memberikan perlengkapan pancaindra, berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari (lihat QS.AL-Nahl: 78).
                         III.            Allah lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia. (lihat QS.al-Jatsiyah: 12-13).
                         IV.            Allah lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya akan kemampuan menguasai daratan dan lautan. (lihat QS.al-isra’: 70)
Sedangkan Berakhlak kepada Rasulullah dapat diartikan sebagai suatu sikap yang harus dilakukan manusia kepada Rasulullah sebagai rasa terima kasih atas perjuangannya membawa umat manusia kejalan yang benar.Berakhlak kepada Rasulullah perlu dilakukan atas dasar pemikiran sebagai berikut:
1.      Rasulullah SAW sangat besar jasanya dalam menyelamatkan kehidupan manusia dari kehancuran. Berkenaan dengan tugas ini, beliau telah mengalami penderitaan lahir batin, namun semua itu diterima dengan ridha.
2.      Rasulullah SAW sangat berjasa dalam membina akhlak yang mulia. Pembinaan ini dilakukan dengan memberikan contoh tauladan yang baik. Allah berfirman:
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada ( diri ) Rasulullah itu suri teladan yang baik. ( QS.Al-Ahzab: 21 )
3.      Rasulullah SAW berjasa dalam mejelaskan al-Qur’an kepada manusia, sehingga menjadi jelas dan mudah dilaksanakan. Penjelasan itu terdapat dalam haditsnya.
 Firman Allah SWT:
Artinya: Dialah yang mengutus kepada kamu yang buta huruf seorang Rasul diantara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya, mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. ( QS al-Jumu’ah, 62: 2 )
4.      Rasulullah SAW telah mewariskan hadits yang penuh dengan ajaran yang sangat mulia dalam berbagai bidang kehidupan.
5.         Rasulullah SAW telah memberikan contoh model masyarakat yang sesuai dengan tuntunan agama, yaitu masyarakat yang beliau bangun di Madinah.[2]


2.      Akhlak Kepada Allah dan Rasulullah
Dari kesadaran terhadap tingkah laku dan sikap manusia lahirlah akhlak manusia terhadap Allah. Berikut ini akan dikemukakan beberapa bentuk akhlak terhadap Allah secara lebih rinci yaitu :
1)      Mensucikan Allah dan memuji-Nya. Dalam firman Allah :
Artinya :
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya dia adalah maha Penyantun lagi maha Pengampun.( QS.Al-Isra’: 44 )
2)      Bertawakkal (berserah diri) kepada Allah. Dalam konteks tawakkal kepada Allah, manusia harus mempercayakan diri kepadanya dalam melaksakan suatu pekerjaan yang telah dilaksanakan secara matang dan mantap. Seperti firman Allah :
Artinya :
Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya dialah yang maha Mendengar lagi maha Mengetahui. (QS.Al-anfal :61)
3)      Berbaik sangka kepada Allah, bahwa yang datang dari Allah kepada makhluk-Nya hanya kebaikan. Sesuai dengan firman-Nya :
Artinya :
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari ( kesalahan ) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. ( QS.An-Nisa’: 79 )
4)      Beribadah hanya kepada Allah. Firman Allah :
Artinya :
Katakanlah : sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, tuhan semesta alam. ( QS.Al-An’am: 162 )
5)      Berdo’a khusus kepada Allah. Adapun diantara syarat-syarat ijabahnya do’a seseorang oleh Allah sebaagai berikut : bersungguh dalam memanjatkan do’a, penuh keyakinan do’anya diterima, berdo’a khusyuk, memohon yang masuk akal, dilakukan secara ikhlas, menjauhkan diri dari segala hal yang dilarang Allah.
6)      Zikrullah, yaitu ingat kepada Allah. Dalam Islam manusia diperintahkan untuk selalu ingat kepada Allah baik waktu lapang maupun sempit, baik waktu sendirian maupun bersama-sama, baik waktu sehat maupun sakit.
7)      Bersyukur kepada Allah. Adapun syukur dapat dikategorikan kedalam 3 bentuk : Syukur dengan hati, syukur dengan lisan, syukur dengan anggota badan.
Sedangkan berakhlak kepada Rasulullah pada intinya adalah sejauh mana manusia mau mengikuti tuntunan beliau sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an dan sunnah.
            Berikut akan dikemukakan secara lebih spesifik akhlak kepada Rasul, yaitu :
1)      Membenarkan apa yang disampaikannya. Sesuai dengan firman Allah SWT:
   Artinya :
Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkan-nya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa. ( QS.Az-Zumar: 33 )
2)      Mengikuti syari’atnya. Sesuai dengan firman Allah SWT :
Artinya :
Barang siapa yang menaati Rasul, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barang siapa yang berpaling ( dari ketaatan itu ), maka Kami mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. ( QS.An-Nisa : 80 )
3)      Mencintai Rasul dan mengikuti jejak langkahnya. Sesuai dengan firman Allah SWT:
Artinya :
Katakanlah : jika kamu ( benar-benar ) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. “Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( QS.Al-Imran :31 ).
4)      Memperbanyak sholawat kepada Rasulullah. Sesuai dengan firman Allah SWT:
Artinya :
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. ( QS.Al-Ahzab :56 )
5)      Mewarisi risalahnya. Firman Allah :
Artinya :
Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi. ( QS. Al-fath : 28 )




BAB III
KESIMPULAN

             Kita sebagai manusia pasti melakukan hubungan kepada Allah dan Rosullulah, tetapi semua itu perlu adanya aturan yang selama ini di tetapkan seperti bahwasanya tingkah laku atau sering disebut akhlak. Dalam beribadah kita mempunyai akhlak tersendiri yang ada dalam Al-Qur’an dan sunnah. Dengan mengetahui cara berakhlak kepada Allah kita bisa berlaku baik dan benar sesuai apa yang di ajarkan Rosullulah. Hal itu bisa di buktikan dengan berbagai perbutan amal sholeh, ketakwaan, ketaatan dan beribadah kepada Allah dan Rosul secara ikhlas dan benar. Agar dalam kita melakukan hubungan dengan Allah seperti memuliakannya sraya memuji dan berserah diri dengan kesadaran yang sangat mendalam  


[1] Prof.Dr.Rosihon Anwar, M.Ag.,Akhlak Tasawuf. Pustaka setia,Bandung,2010.
[2] Mustofa, Akhlak Tasawuf,Pustaka setia,Bandung,1997.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar