Translate

Jumat, 25 April 2014

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM ;MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA



MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA


Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam di Sekolah/ Madrasah
Dosen Pengampu: Arifinur, M. Pd. I

Oleh:
Agustina Hanif Nur Pertiwi (123111010)
Alfiana Syakirin (123111024)
Kelas 3B-PAI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
                                                                       2013/2014

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M, kepemimpinan Islam dipegang oleh para khalifah. Dibawah kepemimpinan para khalifah, agama Islam mulai disebarkan lebih luas lagi. Sampai abad ke-8 saja, pengaruh Islam telah menyebar ke seluruh Timur Tengah, Afrika Utara, dan Spanyol. Kemudian pada masa dinasti Ummayah, pengaruh Islam mulai berkembang hingga Nusantara.
Sejarah mencatat, kepulauan-kepulauan Nusantara merupakan daerah yang terkenal sebagai penghasil rempah-rempah terbesar di dunia. Hal tersebut membuat banyak pedagang dari berbagai penjuru dunia datang ke Nusantara untuk membeli rempah-rempah yang akan dijual kembali ke daerah asal mereka. Termasuk para pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat. Selain berdagang, para pedagang muslim tersebut juga berdakwah untuk mengenalkan agama Islam kepada penduduk lokal.
Islam merupakan salah satu agama yang masuk dan berkembang di Indonesia. Hal ini tentu bukanlah sesuatu yang asing bagi Anda, karena di massa media mungkin Anda sudah sering mendengar atau membaca bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki penganut agama Islam terbesar di dunia. Agama Islam masuk ke Indonesia dimulai dari daerah pesisir pantai, kemudian diteruskan ke daerah pedalaman oleh para ulama atau penyebar ajaran Islam.







B.       Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, penulis dalam makalah ini akan membahas tentang proses masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia dengan rumusan masalah berikut:
1.      Bagaimanakah proses masuknya Islam di Indonesia?
2.      Bagaimanakah teori tentang masuknya Islam di Indonesia?
3.      Bagaimanakah cara penyebaran Islam di Indonesia?

C.      Tujuan
Dari rumusan masalah di atas dapat diperoleh tujuan sebagai berikut:
1.      Mengetahui proses masuknya Islam ke Indonesia
2.      Mengetahui teori-teori tentang masuknya Islam ke Indonesia
3.      Mengetahui penyebaran Islam di Indonesia

















PEMBAHASAN

A.      Teori Masuk dan Berkembangnya Agama Islam di Indonesia
Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia menurut Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah, terdapat 3 teori yaitu:[1]
·         Teori Gujarat,
·         Teori Makkah. dan
·         Teori Persia.
Ketiga teori tersebut di atas memberikan jawaban tentang permasalah waktu masuknya Islam ke Indonesia, asal negara dan tentang pelaku penyebar atau pembawa agama Islam ke Nusantara.
  1. Teori Gujarat
Teori ini berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah:
a.    Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam di Indonesia.
b.    Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia – Cambay – Timur Tengah – Eropa.
c.    Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yang bercorak khas Gujarat.
Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye, WF Stutterheim dan Bernard H.M. Vlekke. Para ahli yang mendukung teori Gujarat, lebih memusatkan perhatiannya pada saat timbulnya kekuasaan politik Islam yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai. Hal ini juga bersumber dari keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah singgah di Perlak ( Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak pedagang Islam dari India yang menyebarkan ajaran Islam.

  1. Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lamayaitu teori Gujarat. Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori ini adalah:
a.    Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita Cina.
b.    Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh mazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. Sedangkan Gujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi.
c.    Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut berasal dari Mesir.
Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang berperan besar terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.

  1. Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia seperti:
a.    Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah / Islam Iran. Di Sumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.
b.    Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran yaitu Al – Hallaj.
c.    Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tandatanda bunyi Harakat.
d.   Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren  adalah nama salah satu Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A. Hussein Jayadiningrat.
Ketiga teori tersebut, pada dasarnya masing-masing memiliki kebenaran dan kelemahannya. Maka itu berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai pada abad ke – 7 dan mengalami perkembangannya pada abad 13. Sebagai pemegang peranan dalam penyebaran Islam adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat (India).

B.       Beberapa Pendapat Tentang Awal Masuknya Islam di Indonesia
  1. Islam Masuk ke Indonesia Pada Abad ke 7:
·         Seminar masuknya islam di Indonesia (di Aceh), sebagian dasar adalah catatan perjalanan Al mas’udi, yang menyatakan bahwa pada tahun 675 M, terdapat utusan dari raja Arab Muslim yang berkunjung ke Kalingga. Pada tahun 648 diterangkan telah ada koloni Arab Muslim di pantai timur Sumatera.
·         Dari Harry W. Hazard dalam Atlas of Islamic History (1954), diterangkan bahwa kaum Muslimin masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M yang dilakukan oleh para pedagang muslim yang selalu singgah di sumatera dalam perjalannya ke China.
·         Dari Gerini dalam Futher India and Indo-Malay Archipelago, di dalamnya menjelaskan bahwa kaum Muslimin sudah ada di kawasan India, Indonesia, dan Malaya antara tahun 606-699 M.
·         Prof. Sayed Naguib Al Attas dalam Preliminary Statemate on General Theory of Islamization of Malay-Indonesian Archipelago (1969), di dalamnya mengungkapkan bahwa kaum muslimin sudah ada di kepulauan Malaya-Indonesia pada 672 M.
·         Prof. Sayed Qodratullah Fatimy dalam Islam comes to Malaysia mengungkapkan bahwa pada tahun 674 M. kaum Muslimin Arab telah masuk ke Malaya.
·         Prof. S. muhammmad Huseyn Nainar, dalam makalah ceramahnay berjudul Islam di India dan hubungannya dengan Indonesia, menyatakan bahwa beberapa sumber tertulis menerangkan kaum Muslimin India pada tahun 687 sudah ada hubungan dengan kaum muslimin Indonesia.
·         W.P. Groeneveld dalam Historical Notes on Indonesia and Malaya Compiled From Chinese sources, menjelaskan bahwa pada Hikayat Dinasti T’ang memberitahukan adanya Aarb muslim berkunjung ke Holing (Kalingga, tahun 674). (Ta Shih = Arab Muslim).
·         T.W. Arnold dalam buku The Preching of Islam a History of The Propagation of The Moslem Faith, menjelaskan bahwa Islam datang dari Arab ke Indonesia pada tahun 1 Hijriyah (Abad 7 M).
  1. Islam Masuk Ke Indonesia pada Abad ke-11:
Satu-satunya sumber ini adalah diketemukannya makam panjang di daerah Leran Manyar, Gresik, yaitu makam Fatimah Binti Maimoon dan rombongannya. Pada makam itu terdapat prasati huruf Arab Riq’ah yang berangka tahun (dimasehikan 1082).
  1. Islam Masuk Ke Indonesia Pada Abad Ke-13:
ü  Catatan perjalanan marcopolo, menyatakan bahwa ia menjumpai adanya kerajaan Islam Ferlec (mungkin Peureulack) di aceh, pada tahun 1292 M.
ü  K.F.H. van Langen, berdasarkan berita China telah menyebut adanya kerajaan Pase (mungkin Pasai) di aceh pada 1298 M.
ü  J.P. Moquette dalam De Grafsteen te Pase en Grisse Vergeleken Met Dergelijk Monumenten uit hindoesten, menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13.
ü  Beberapa sarjana barat seperti R.A Kern; C. Snouck Hurgronje; dan Schrieke, lebih cenderung menyimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13, berdasarkan saudah adanya beberapa kerajaaan islam di kawasan Indonesia.[2]
C.      Proses Awal Penyebaran Islam di Indonesia
§  Ulama keliling menyebarkan agama Islam (dengan pendekatan Akulturasi dan Sinkretisasi/lambing- lambang budaya).
§  Pendidikan pesantren (ngasu ilmu/perigi/sumur), melalui lembaga/sisitem pendidikan Pondok Pesantren, Kyai sebagai pemimpin, dan santri sebagai murid.
Proses masuk dan berkembangnya Islam ke Indonesia pada dasarnya dilakukan dengan jalan damai melalui beberapa jalur/saluran yaitu melalui perdagangan seperti yang dilakukan oleh pedagang Arab, Persia dan Gujarat. Pedagang tersebut berinteraksi/bergaul dengan masyarakat Indonesia. Pada kesempatan tersebut dipergunakan untuk menyebarkan ajaran Islam. Selanjutnya diantara pedagang tersebut ada yang terus menetap, atau mendirikan perkampungan seperti pedagang Gujarat mendirikan perkampungan Pekojan.
Dengan adanya perkampungan pedagang, maka interaksi semakin sering bahkan ada yang sampai menikah dengan wanita Indonesia, sehingga proses penyebaran Islam semakin cepat berkembang. Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama atau mubaliqh yang menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren.
Pondok pesantren adalah tempat para pemuda dari berbagai daerah dan kalangan masyarakat menimba ilmu agama Islam. Setelah tammat dari pondok tersebut, maka para pemuda menjadi juru dakwah untuk menyebarkan Islam di daerahnya masing-masing.
Ditemukan dalam sejarah, bahwa komunitas pesantrean lebih intens keberagamannya, dan memiliki hubungan komunikasi “ukhuwah” (persaudaraan/ikatan darah dan agama) yang kuat. Proses terjadinya hubungan “ukhuwah” itu menunjukkan bahwa dunia pesantren memiliki komunikasi dan kemudian menjadi tulang punggung dalam dalam melawan kolonial.
Di samping penyebaran Islam melalui saluran yang telah dijelaskan di atas, Islam juga disebarkan melalui kesenian, misalnya melalui pertunjukkan seni gamelan ataupun wayang kulit. Dengan demikian Islam semakin cepat berkembang dan mudah diterima oleh rakyat Indonesia.
Proses penyebaran Islam di Indonesia atau proses Islamisasi tidak terlepas dari peranan para pedagang, mubaliqh/ulama, raja, bangsawan atau para adipati. Di pulau Jawa, peranan mubaliqh dan ulama tergabung dalam kelompok para wali yang dikenal dengan sebutan Walisongo.


D.      Cara-cara Penyebaran Islam di Nusantara
Proses penyebaran Islam di Indonesia berjalan secara damai. Hal ini terjadi karena penyebaran Islam di Nusantara dilaksanakan melalui penyesuaian diri dengan adat istiadat tanpa paksaan dan kekerasan. Itulah penyebab utama agama Islam mudah diterima oleh masyarakat Indonesia. Faktor lainnya adalah karena agama Islam mengajarkan persamaan derajat dan martabat manusia, tidak membeda-bedakan baik jenis kelamin maupun kedudukan. Uka Tjandra Sasmita, menyatakan bahwa proses masuknya Islam di Indonesia dilakukan melalui beberapa cara sebagai berikut:
  • PERDAGANGAN
Perdagangan adalah merupakan saluran pertama proses Islamisasi di Indonesia. Pada Abad ke-7 M, bangsa Indonesia kedatangan para pedagang dari Arab, Persia dan India. Mereka telah mengambil bagian dari kegiatan perdagangan di Indonesia. Kenyataan itu, mengakibatkan adanya jalinan hubungan dagang antara masyarakat Indonesia dengan para pedagang Islam. Para pedagang Islam tersebut adalah mereka yang datang dari Arab, Persia dan India.
Kegiatan berdagang yang dilaksanakan oleh umat Islam terjadi bukan hanya dengan masyarakat kelas bawah, melainkan juga dengan para bangsawan dan raja. Selama melakukan kegiatan dagang, para pedagang Muslim juga melakukan kegiatan dakwah. Dakwah ini sangat efektif, karena dakwah itu kemudian diteruskan oleh pedagang Indonesia yang telah masuk Islam, ketika mereka berdagang ke tempat lain. Sasmita menyatakan bahwa banyak di antara para pedagang Islam yang kemudian tinggal menetap di daerah-daerah pesisir di pulau Jawa dan Sumatera.
  • PERKAWINAN
Pedagang pada saat itu merupakan orang yang dihormati dan memiliki kedudukan yang tinggi di tengah-tengah masyarakat. Kondisi ini mengakibatkan penduduk pribumi menginginkan untuk menikahkan putri-putrinya dengan para pedagang tersebut, dengan terlebih dahulu mereka diislamkan. Cara ini merupakan langkah efektif, karena dengan pernikahan ini akan terlahir seorang anak yang muslim juga. Harapan lainnya, dengan pernikahan akan terbentuk masyarakat sehingga suatu saat dapat terbentuk kerajaan dan pemerintahan Islam.
Beberapa contoh peristiwa pernikahan antara pedagang Islam dengan penduduk pribumi adalah perkawinan Raden Rakhmat atau Sunan Ampel dengan Nya Manila, perkawinan Sunan Gunung Djati dengan putri Kawungaten, perkawinan antara Raja Brawijaya dengan putri Jeumpa yang bergama Islam yang kemudian berputra Raden Patah yang menjadi Raja Demak.
  • POLITIK
Islamisasi melalui jalur politik dilakukan secara berkesinambungan antara penguasa dan pemerintahan. Setelah penguasa atau raja masuk Islam, hampir dapat dipastikan bahwa rakyatnya juga masuk Islam. Misalnya yang terjadi di Maluku dan Sulawesi. Hal itu terjadi karena masyarakat memiliki kepatuhan yang tinggi terhadap pemerintah, dan seorang raja akan menjadi panutan bahkan menjadi contoh bagi rakyatnya.
Di Jawa proses perkaninan para wali dan juru dakwah dengan putri-putri keturunan kerajaan, membuat status dakwah dan penyebaran Islam mendapatkan perlindungan dan berkembang lebih cepat. Setelah raja dan rakyat memeluk Islam, kepentingan politik dilakukan dengan cara perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti dengan penyebaran agama Islam. Misalnya Sultan Demak yang mengirimkan pasukan di bawah komandi Fatahillah untuk menguasai wilayah Jawa Barat dan menyebarkan Islam di wilayah tersebut.
  • PENDIDIKAN
Jalur pendidikan merupakan media yang efektif dalam proses Islamisasi di Indonesia. Islamisasi bentuk ini dilakukan melalui pendidikan pesantren oleh para guru agama, kiyai dan ulama. Setelah santri selesai belajar, mereka kembali ke masyarakat untuk ikut membantu menyebarkan Islam, bahkan banyak diantara para santri itu kemudian mendirikan dan memiliki pondok pesantren sendiri.
Tujuan pendidikan di pondok pesantren adalah untuk mempermudah penyebaran dan pemahaman agama Islam. Beberapa contoh pesantren perintis penyebaran Islam seperti pesantren yang didirikan oleh Raden Rakhmat di Ample Denta-Surabaya, Pesantren Sunan Giti di Giri. Santri yang belajar di pesantren tersebut bukan hanya berasal dari lingkungan sekitar, akan tetapi banyak yang datang dari jauh bahkan dari luar pulau jawa semisal Kalimantan, Maluku, Makasar dan Sumatera.
  • TASAWUF
Para sufi mengajarkan tasawuf yang diramu dengan ajaran yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia. Seorang sufi biasa dikenal dengan gaya hidup yang penuh kesederhanaan. Seorang sufi biasa menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama di tengah-tengah masyarakat.
Para sufi terbiasa membantu masyarakat, diantara mereka ada yang ahli dalam menyembuhkan penyakit. Selain itu juga aktif menyiarkan dan mengajarkan ajaran Islam. Diantara para sufi itu yang melakukan islamisasi dengan pendekatan tasawuf adalah Hamzah Fansuri dari Aceh dan Ki Ageng Pengging di Jawa.
  • KESENIAN
Kegiatan Islamisasi lewat jalur kesenian yang paling terkenal adalah dengan cara mengadakan pertunjukan seni gamelan dan wayang. Cara ini banyak ditemukan di kawasan Yogyakarta, Solo, Cirebon, dan lainnya. Seni gamelan banyak digemari masyarakat Jawa. Hal itu tentu mengundang masyarakat untuk berkumpul dan selanjutnya dilaksanakan dakwah Islam.
Seni wayang adalah kesenian yang memiliki banyak penggemar pada saat itu. Dengan mengemas cerita wayang, para ulama menyisipkan ajaran Islam ke dalamnya sehingga masyarakat dapat dengan mudah menangkap dan memahami ajaran Islam. Contohnya pertunjukan wayang yang dilaskanakan oleh Sunan Kalijaga, dimana dalam pertunjukannya masyarakat dapat menonton dengan karcis membaca dua kalimat syahadat.
Kesenian lainnya yang juga berkembang dan menjadi jalur dalam penyebaran Islam adalah seni bangunan, seni rupa (kaligrafi), seni tarik suara, permainan anak-anak dan sebagainya.
  • DAKWAH
Penyebaran Islam di Nusantara, terutama di Jawa, sangat berkaitan dengan pengaruh para wali yang kita kenal dengan sebutan wali sanga. Mereka inilah yang berperan paling besar dalam penyebaran agama Islam melalui metode dakwah.
Wali sanga oleh masyarakat Islam Jawa dianggap sebagai manusia-manusia yang tinggi ilmu agamanya dan memiliki kesaktian yang luar biasa. Dalam politik Sunan Kudus, misalnya, erat kaitannya dengan perebutan kekuasaan di Demak dan Sunan Giri pun besar pengaruhnya dalam kekuasaan politik di Hitu. Gelar sunan yang mereka sandang menunjukkan bahwa kedudukan mereka dapat disejajarkan dengan raja. Adapun para wali yang berjumlah sembilan (wali sanga) itu sebagai berikut:
1.         Sunan Ampel  atau Raden Rahmat, dimakamkan di Ampel (Surabaya).
2.         Malik Ibrahim atau Maulana Maghribi, dimakamkan di Gresik.
3.         Sunan Giri atau Raden Paku, makamnya di Giri dekat Gresik.
4.         Sunan Drajat, putra Sunan Ampel, dimakamkan di Sidayu, Lawas.
5.         Sunan Bonang atau Makdum Ibrahim seorang putra Sunan Ampel.
6.         Sunan Kudus.
7.         Sunan Muria ,makamnya terdapat di sebelah kawah Gunung Muria.
8.         Sunan Kalijaga yang mempunyai nama asli Raden Sahid adalah menantu Sunan Gunung Jati di Cirebon. Akan tetapi, Sunan Kalijaga menolak untuk tinggal di Cirebon dan akhirnya mengikuti perintah Sultan Trenggana menetap di Kadilangu, Demak.
9.         Sunan Gunung Jati, orang Pasai, kawin dengan saudara perempuan Sultan Trenggana (Demak),kemudian berhasil menaklukkan Cirebon dan Banten. Makamnya terletak di Gunung Jati sebelah utara Cirebon.[3]
Selain beberapa cara di atas, ada beberapa faktor yang menjadi sebab kenapa Islam mudah berkembang di tanah air, yaitu:
Ø  Agama Islam bersifat terbuka sehingga penyiaran dan pengajaran agama Islam dapat dilakukan oleh setiap orang Islam;
Ø  Penyebaran agama Islam dilakukan dengan cara damai;
Ø  Islam tidak mengenal diskriminasi dan tidak membedakan kedudukan seseorang dalam masyarakat;
Ø  Perayaan-perayaan dalam agama Islam dilakukan dengan sederhana;
Ø  Dalam Islam dikenal adanya kewajiban bagi orang yang mampu untuk mengeluarkan zakat. Zakat ini bertujuan untuk menciptakan kesetaraan dan kepedulian hidup di masyarakat.[4]
  • PENGOBATAN
Pengobatan menjadi salah satu cara para ulama dalam menyebarkan islam kepada masyarakat Indonesia. Hal ini tidak hanya dilakukan kepada msyarakat awam pedesaan tetapi juga kepada para bangsawan bahkan raja dan keluarganya. Beberapa raja dan keluarganya pun masuk Islam setelah diobati oleh para ulama, yang kemudian diikuti oleh rakyatnya.
PENUTUP

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan, bahwa terdapat beberapa teori tentang masuknya Islam di Indonesia, yaitu Teori Gujarat, teori Mekkah dan teori Persia. Masing-masing teori di atas didukung oleh data-data yang otentik oleh para sejarawan. Adapun mengenai cara ulama dalam menyebarkan Islam adalah dengan beberapa cara, di antaranya perdagangan, pendidikan, pernikahan, kesenian dan pengobatan.
Beberapa pendapat tentang awal masuknya Islam di Indonesia yaitu:
    1. Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7
    2. Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-11
    3. Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13
Adapun para wali yang berjumlah sembilan (wali sanga) itu sebagai berikut: Sunan Ampel  atau Raden Rahmat, Malik Ibrahim atau Maulana Maghribi, Sunan Giri atau Raden Paku, Sunan Drajat, Sunan Bonang atau Makdum Ibrahim, Sunan Kudus, Sunan Muria, Sunan Kalijaga,  Sunan Gunung Jati.
Ada beberapa faktor yang menjadi sebab kenapa Islam mudah berkembang di tanah air, yaitu:
Ø  Agama Islam bersifat terbuka sehingga penyiaran dan pengajaran agama Islam dapat dilakukan oleh setiap orang Islam;
Ø  Penyebaran agama Islam dilakukan dengan cara damai;
Ø  Islam tidak mengenal diskriminasi dan tidak membedakan kedudukan seseorang dalam masyarakat;
Ø  Perayaan-perayaan dalam agama Islam dilakukan dengan sederhana;



DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Mansur Suryanegara, 1996, Menemukan Sejarah, Jakarta: Cahaya Gemilang


[1] Ahmad Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah, Jakarta: Cahaya Gemilang, 1996
[2] http://sejarawan.wordpress.com/2008/01/21/proses-masuknya-islam-di-indonesia-nusantara/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar